Rabu, 21 Mei 2014
Nasihat diri * menuju jas putih
Diposting oleh Maya Alvionita di 05.16Selasa, 20 Mei 2014
..
Diposting oleh Maya Alvionita di 06.27"Pada dasarnya manusia itu egois, dia selalu meminta Tuhan memberikan sesuatu padanya tapi ia tidak siap untuk merelakan Tuhan mengambil apa yang telah dia miliki"
"Manusia berubah-ubah, relatif, datang dengan keadaan dan kepentingan berbeda, kemudian pergi dalam keadaan dan kepentingan yang berbeda pula"
Sabtu, 17 Mei 2014
Kita, Prasangka, Mereka
Diposting oleh Maya Alvionita di 07.04Kita hidup di tengah-tengah khalayak yang selalu berbaik sangka..
Alangkah berbahanya
terlalu percaya pada baik sangka mereka
membuat kita tak lagi jujur pada diri
atau menginsyafi, bahwa kita tak seindah prasangka itu
tapi keinsyafan membuat kadang terpikir
bersediakah mereka tetap jadi saudara
saat tahu siapa kita sebenarnya
kadang terasa, bersediakah dia tetap menjadi sahabat
saat tahu hati tak tulus, penuh noda dan karat
dan
bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan ukhuwah
ketika tahu bahwa iman kita berlubang-lubang
inilah bedanya kita dengan Sang Nabi
dia dipercaya, karena dia dikenal sebagai Al-Amin, orang yang terpercaya
sementara kita dipercaya, justru karena mereka tidak mengenal kita
yang ada hanya baik sangka
maka mari kita hargai dan jaga semua baik sangka itu
dengan berbuat sebaik-baiknya
atau sekurangnya dengan doa yang diajarkan Abu Bakar
lelaki yang penuh baik sangka terhadap diri dan sesamanya
"ya Allah, jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka
dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu.."
atau doa seorang tabi'in yang mulia :
"ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri sebagai seburuk-buruk makhluk
dalam pandangan manusia sebagai yang tegah-tengah
dan dalam pandanganMu sebagai yang paling mulia"
Salim A.Fillah "Dalam Dekapan Ukhuwah"
Tanah Gersang
Diposting oleh Maya Alvionita di 06.52Rabu, 14 Mei 2014
Sepotong hati yang baru
Diposting oleh Maya Alvionita di 21.53
Sehari setelah kamu memutuskan untuk pergi, bahkan aku masih ingin kamu tetap disini, melanjutkan sepenggal cerita dimana kita menjadi tokoh utama disana.
Kamu mungkin tidak perlu minta maaf, karena seharusnya aku selalu bisa memaafkan jika memang perkara cinta itu selalu memaafkan..
Meskipun seharusnya kau tau, sehari setelah kamu memutuskan pergi, aku lelah membujuk hatiku agar tegar. Tetapi percuma, menyakitkan..
Entahlah aku benar-benar tidak pernah mengerti, atau selama ini aku yang menolak mengerti..
#NF
Sajak Bukankah, Atau Bukankah?
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.55Bukankah,
Banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
Yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa pertanyaannya
“jadi, jawaban apa yang harus diberikan?”
Bukankah,
Banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
Yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
“aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?”
Bukankah,
Banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
Yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
“kau menungguku? Sejak kapan?”
Bukankah,
Banyak yang menambatkan harapan
Yang sayangnya seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
“akan kau tambatkan di mana?”
Bukankah,
Banyak yang menatap dari kejauhan
Yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain
Bukankah,
Banyak menulis puisi, sajak2, surat2, tulisan2
Yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
Pun bagaimana akan membacanya
Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia
*Darwis Tere Liye
Air mata perasaan
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.54"Memiliki" dan "melepaskan"
Berasal dari mata air perasaan yang satu
Hanya berbeda tujuan alirannya
Tapi sejatinya sama
Memiliki bahkan bisa dalam bentuk melepaskan
Membiarkannya terbang bahagia
Pun melepaskan bisa selalu berarti memiliki
Memiliki kenangan terbaik
Memiliki cinta terbaik meski dilepaskan
"Mencintai" dan "membenci"
Apalagi yang satu ini, Kawan
Sungguh berasal dari mata air perasaan yang satu
Bening sekali mata air tersebut
Tapi kemudian berbeda alirannya karena egoisme
Padahal sejatinya sama
Banyak orang mencintai yang kemudian jadi membenci
Dan lebih banyak lagi orang2 yang membenci
Namun dia sungguh mencintai
Menyebut namanya dalam senyap
"Rindu" dan "Melupakan"
Juga berasal dari mata air perasaan yang satu
Mengalir deras begitu sejuk muasalnya
Tapi kemudian berbelok masing2 sesuai keinginan
Asalnya sih sama saja
Bukankah banyak kerinduan saat kita hendak melupakan
Dan tidak terbilang keinginan melupakan dalam rindu
Di dunia ini
Jika kita duduk takjim di tepi sungai kehidupan
Kita bisa merasakan hakikat perasaan2
Dan kadangkala, sesuatu yang terlihat bertolak-belakang
Sejatinya berasal dari hal yang sama
Inilah sajak mata air perasaan
Tidak mengapa terpaksa melepaskan demi memiliki
Tergugu cinta dalam kebencian
Pun rindu dalam usaha melupakan
Sepanjang patuhi rambu2 agamanya
Jangan merusak diri sendiri dan orang lain
Kita manusia,
Besok lusa semoga jadi lebih baik
*Darwis tere liye
Menangislah Saat Hujan
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.52Berteriaklah di depan air terjun tinggi,
berdebam suaranya memekakkan telinga
agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak
Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi,
pucuk2nya lebih tinggi dari kepala
agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari
Termenunglah di tengah senyapnya pagi,
yang kicau burung pun hilang entah kemana
agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu
Dan, menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
Perasaan adalah perasaan,
Tidak kita bagikan dia tetap perasaan
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
Tidak berkurang satu helai pun nilainya
Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya
Perasaan adalah perasaan,
Hidup bersamanya bukan kemalangan,
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran
betapa indahnya dunia ini?
Hanya orang2 terbaiklah yang akan menerima kabar baik
Hanya orang2 bersabarlah yang akan menerima hadiah indah
Maka nasehat lama itu benar sekali,
Menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
*Darwis Tere Liye
Senin, 12 Mei 2014
tentang Januari
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.37
surat untuk angin
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.28
Kamis, 08 Mei 2014
Jalan kita sudah berbeda
Diposting oleh Maya Alvionita di 16.41