wahai hati yg selalu penuh tempaan..
masih baik2 saja bukan engkau??
sungguh.. jgn jadikan kamu merugi..
hati tulusmu itu berikanlah kepada orang yg mampu memperjuangkanmu..
bukan seseorang yg kamu perjuangkan lama kemudian dia mengabaikanmu..
wahai hati yg mudah rapuh..
kuatkan dan tegarkan..
tegakkan kekuatan yg sebenarnya jauh lebih besar dari apa yg melemahkanmu sekarang..
bukankah kamu telah berjanji untuk tidak meneteskan air mata kembali??
bukankah kamu telah berjanji aakan selalu menjadi baik2 saja?
wahai hati yg terabaikan..
lihat, diluar sana banyak orang yg menginginkan kamu tegak berdiri..
banyak orang yg mebyayangimu dan bersesia selalu ada apapun keadaanmu..
lihatlah nereka, keluarga dan sahabatmu, tidak ingin mereka melihatmu terlalu lama bersedih..
wahai hati yg mencintai karena Allah
bukankah Allah yg menumbuhkannya di hatimu!
maka percayalah bahwa Dia akan menghapus semua ini, lebih mudah dari apa yg kamu bayangkan,
karena segalanya memang rerlalu sulit jika tidak melibatkan Allah dalam hidupmu..
Dia yg akan menguatkanmu, memudahkan segala proses penerimaan..
bukankah hal terbesar yg bisa cinta berikan adalah melepaskan dg ikhlas orang yg kamu cintai untuk kebahagiaannya? dan itu sebagai bukti pencapaian terakhir cinta yg kamu miliki
so dear, teruslah memperbaiki diri. Jaga hatimu untuk seseorang yg benar2 Dia siapkan..
belajarlah menjadi muslimah yg baik, wanita sholehah yg selalu mampu menjaga hati dan kehormatannya..
perbaiki akhlak yg akan memancarkan kecantikan wanita yg sebenarnya..
kelak hatimu akan jatuh kepada seorang laki2 yg mampu mmbawamu menjemput kebahagiaan dunia dan akhirat..
ingat, jika kamu menginginkan seseorang seperti Ali bin Abi Tholib, jadilah seperti fatimah,,
karena wanita yg baik untuk laki2 yg baik, dan laki2 yg baik untuk wanita yg baik..emberikan komitmen, laki2 baik dan sholeh seperti yg kamu harapkan, me
Jumat, 18 Juli 2014
wahai hati
Diposting oleh Maya Alvionita di 15.02Selasa, 15 Juli 2014
muhasabah
Diposting oleh Maya Alvionita di 09.0220 taun melangkahkan kaki menapaki takdirNya..
Jumat, 11 Juli 2014
kehilangan
Diposting oleh Maya Alvionita di 17.53siapa yg tidak pernah kehilangan seseorang dalam hidul kita?
entah itu ditinggal selama2nya karena memang kesempatan hidupnya telah habis di dunia, atau dia hanya benar2 berlalu dari hidup kita, menyisakan banyak memori yg bahkan masih jelas visualisasinya saat kita memutarkannya kembali..
pasti semua orang pernah merasakan ini..
sekali, dua kali, atau bahkan berkali-kali..
hidup memang selalu diawali dengan sebuah pertemuan, dan diujung sana selalu ada perpisahan yg menanti, entah bagaimana mekanisme yg bekerja dalam sistem ini..
lalu pada akhirnya kenangan dan segala bayang2nya lah yg tertinggal, tersimpan rapi di memori otak dan sudut2 hati..
bahkan tak jarang, waktu tidak bisa membuat kita lupa dengan setiap detail cerita, dan reka ulangnya tampak begitu menyesakkan..
sedih? tentu saja.. sebagai manusia yg dibekal akal dan perasaan, hati tidak bisa menolak untuk mengabaikan, otak menolak untuk melupakan..
lalu bagaimana? sudut pandang dan carabersikap kitalah yg bisa memanage kesesihan dan rasa kehilangan itu..
seseorang pergi dari hidup kita karena memang waktunya telah habis bersama kita..
muhasabah
Diposting oleh Maya Alvionita di 17.37dalam hidup, banyak sekali perbedaan antara pengharapan kita dengan apa yg sudah menjadi kehendakNya..
Kamis, 10 Juli 2014
pagi
Diposting oleh Maya Alvionita di 17.12pagi kembali menyapa..
dengan dingin yg menyelimuti embun..
dengan celoteh burung menikam senyap..
dengan tenang yg menikam keriuhan..
aku selalu suka pagi..
rindu kebiasaan dirumah dahulu..
menyambut mentari, menyibak tirai jendela di kamar mungilku..
menatap kabut yg tak jarang menjadi penghias..
menatap embub yg bergelayut di ujung2 rumput dan daun..
aku merindukan pagi..
disaat ia tak usah mendengar keluh..
aku merindukan pagi..
disaat ia penuh dengan harapan dan semangat baru..
aku merindukan pagi..
disaat tak perlu ada bayang..
aku merindukan pagi..
disaat aku siap merentang hari dengan pijakan kokoh..
pagi sudah banyak berbeda..
atau aku yg menyebabkannya berbeda?
kini pagi harus berbagi cerita dengan malam..
tentang segala bayang yg terlukis di setiap sudut pikiran dan tak jarang tervisualisasi di sudut2 kamar, di dinding,di langit2..
pagi harus mendengar keluh yg seharusnya dulu hanya aku bagi dengan malam..
dan pagi.. tidak pernah bisa mengusir apa yg kini sering berjalan2 dikepalaku tanpa pernah bisa terusir sedikitpun..
Senin, 07 Juli 2014
Sayap sayap patah
Diposting oleh Maya Alvionita di 09.37Kahlil Gibran
Wahai Langit
Tanyakan pada-Nya
Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini..
Begitu rapuh dan mudah terluka..
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta
Begitu kuat dan kokoh
Saat berselimut cinta dan asa..
Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu
Didalam hati ini..
Mengisi kekosongan di dalamnya
Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih
Menimbulkan segudang tanya
Menghimpun berjuta asa
Memberikan semangat..
juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira
Mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam relung jiwa
Menghimpit bayangan
Menyesakkan dada..
Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa…
Wahai ilalang…
Pernah kan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini
Mengapa kau hanya diam
Katakan padaku
Sebuah kata yang bisa meredam gejolak hati ini..
Sesuatu yang dibutuhkan raga ini..
Sebagai pengobat tuk rasa sakit yang tak terkendali
Desiran angin membuat berisik dirimu
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku
Aku tak tahu apa maksudmu
Hanya menduga..
Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana
Menunggumu dengan setia..
Menghargai apa arti cinta…
Hati yang terjatuh dan terluka
Merobek malam menoreh seribu duka
Kukepakkan sayap-sayap patahku
Mengikuti hembusan angin yang berlalu
Menancapkan rindu….
Disudut hati yang beku…
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin
Berserakan ….
Sebelum hilang di terpa angin…
Sambil terduduk lemah….
Ku coba kembali mengais sisa hati
Bercampur baur dengan debu
Ingin ku rengkuh…
Ku gapai kepingan di sudut hati…
Hanya bayangan yang ku dapat….
Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya
Tak sanggup ku kepakkan kembali sayap ini
Ia telah patah..
Tertusuk duri-duri yang tajam….
Hanya bisa meratap….
Meringis..
Mencoba menggapai sebuah pegangan..
Disaat harus kehilangan impianmu :')
Diposting oleh Maya Alvionita di 09.29Hari ke-4 dalam proses "penerimaan kenyataan".
Setiap orang pasti punya impian, punya keinginan yang besar, dan tidak mungkin hanya satu, bahkan beberapa..
Tercatat dengan rapi sepanjang perjalanan hidupnya, betul?
Memimpikan banyak hal, meraih mimpinya, bahkan terpaksa harus terjatuh tanpa pernah bisa tergapai..
Lalu bagaimana rasanya jika tidak bisa mendapatkannya?
Setelah sekian lama lebih banyak diberi kenikmatan terwujud mimpi-mimpinya, sekarang diuji untuk sebuah kegagalan..
Rasanya sama seperti dulu, ada di posisi 2 olimpiade, gagal seleksi paskibra, gagal SNMPTN undangan.. dan lihat nyatanya sampai sekarang kamu baik-baik saja bukan may?
Ah.. merasa begitu mengecewakan disaat tidak bisa berjuang secara maksimal, jika gagal disaat tidak mencoba melakukan yang terbaik sesuai apa yang kamu bisa, dan akhir dari itu, sebuah kekecewaan besar..
Dan mungkin memang mereka, yang namanya terpampang di papan sana, orang-orang yang jauh lebih baik, yang lebih mampu menjaga amanah, yang lebih baik dalam niat, dan lebih baik dalam usaha dan doanya..
Amanah tidak akan jatuh pada tangan yg salah, dan tentu saja Allah menyiapkan yg lebih baik, entah apa itu :')
Semoga langsung dari tahap denial jadi accepting yaa.. :')
Selamat tinggal impian, ASDOS FARMAKOLOGI 2012 :')
Jumat, 13 Juni 2014
:))
Diposting oleh Maya Alvionita di 17.34Kamar kos tercinta
Diposting oleh Maya Alvionita di 17.15Sabtu, 07 Juni 2014
Pergi
Diposting oleh Maya Alvionita di 08.49
Aromamu entah kenapa malam ini tiba-tiba muncul dalam indra penciumanku. Menyeka setitik air mata yang begitu agung dicipta oleh-Nya. Mengusap lembut kata yang sekali dua kali mungkin saja pernah kuucap.
Kamu siapa? Begitu selalu tanyaku setiap kali kamu muncul dalam benakku. Mungkin saja euforia di antara kita pernah terjadi. Sesekali akupun sadar kau muncul sekelebat dalam cerita malamku, menjadi tokoh di ujung guratan penaku, dan entah... mungkin aku memang pernah menyimpan rasaku terhadapmu.
Kamu, dan apa kabar kamu disana? Kamu sudah lama beranjak, tanpa pernah bisa memandang bagaimana kamu sekarang disana. Jarak yang sedari awal tercipta, bisa memudahkan bahkan melemahkan
Dulu memang ada aku dan kamu, goresan cerita "kita". Mungkin berawal dari pertemuan yang sebentar, dan goresan ceritanya pun begitu singkat. Dan waktu yang begitu saja mengiringi waktu kita yang sebentar. Dan laut yang menyampaikan pesanku kepadamu. Kamu pergi saat ini. Selamat jalan, aku pasti sangat merindukanmu. Seperti rinduku pada Banjarmasin dan Jogjakarta,serta waktu dimana aku pernah bertemu dan mengenalmu.
Selamat malam NF
Rabu, 21 Mei 2014
Nasihat diri * menuju jas putih
Diposting oleh Maya Alvionita di 05.16Selasa, 20 Mei 2014
..
Diposting oleh Maya Alvionita di 06.27"Pada dasarnya manusia itu egois, dia selalu meminta Tuhan memberikan sesuatu padanya tapi ia tidak siap untuk merelakan Tuhan mengambil apa yang telah dia miliki"
"Manusia berubah-ubah, relatif, datang dengan keadaan dan kepentingan berbeda, kemudian pergi dalam keadaan dan kepentingan yang berbeda pula"
Sabtu, 17 Mei 2014
Kita, Prasangka, Mereka
Diposting oleh Maya Alvionita di 07.04Kita hidup di tengah-tengah khalayak yang selalu berbaik sangka..
Alangkah berbahanya
terlalu percaya pada baik sangka mereka
membuat kita tak lagi jujur pada diri
atau menginsyafi, bahwa kita tak seindah prasangka itu
tapi keinsyafan membuat kadang terpikir
bersediakah mereka tetap jadi saudara
saat tahu siapa kita sebenarnya
kadang terasa, bersediakah dia tetap menjadi sahabat
saat tahu hati tak tulus, penuh noda dan karat
dan
bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan ukhuwah
ketika tahu bahwa iman kita berlubang-lubang
inilah bedanya kita dengan Sang Nabi
dia dipercaya, karena dia dikenal sebagai Al-Amin, orang yang terpercaya
sementara kita dipercaya, justru karena mereka tidak mengenal kita
yang ada hanya baik sangka
maka mari kita hargai dan jaga semua baik sangka itu
dengan berbuat sebaik-baiknya
atau sekurangnya dengan doa yang diajarkan Abu Bakar
lelaki yang penuh baik sangka terhadap diri dan sesamanya
"ya Allah, jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka
dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu.."
atau doa seorang tabi'in yang mulia :
"ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri sebagai seburuk-buruk makhluk
dalam pandangan manusia sebagai yang tegah-tengah
dan dalam pandanganMu sebagai yang paling mulia"
Salim A.Fillah "Dalam Dekapan Ukhuwah"
Tanah Gersang
Diposting oleh Maya Alvionita di 06.52Rabu, 14 Mei 2014
Sepotong hati yang baru
Diposting oleh Maya Alvionita di 21.53
Sehari setelah kamu memutuskan untuk pergi, bahkan aku masih ingin kamu tetap disini, melanjutkan sepenggal cerita dimana kita menjadi tokoh utama disana.
Kamu mungkin tidak perlu minta maaf, karena seharusnya aku selalu bisa memaafkan jika memang perkara cinta itu selalu memaafkan..
Meskipun seharusnya kau tau, sehari setelah kamu memutuskan pergi, aku lelah membujuk hatiku agar tegar. Tetapi percuma, menyakitkan..
Entahlah aku benar-benar tidak pernah mengerti, atau selama ini aku yang menolak mengerti..
#NF
Sajak Bukankah, Atau Bukankah?
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.55Bukankah,
Banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
Yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa pertanyaannya
“jadi, jawaban apa yang harus diberikan?”
Bukankah,
Banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
Yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
“aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?”
Bukankah,
Banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
Yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
“kau menungguku? Sejak kapan?”
Bukankah,
Banyak yang menambatkan harapan
Yang sayangnya seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
“akan kau tambatkan di mana?”
Bukankah,
Banyak yang menatap dari kejauhan
Yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain
Bukankah,
Banyak menulis puisi, sajak2, surat2, tulisan2
Yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
Pun bagaimana akan membacanya
Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia
*Darwis Tere Liye
Air mata perasaan
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.54"Memiliki" dan "melepaskan"
Berasal dari mata air perasaan yang satu
Hanya berbeda tujuan alirannya
Tapi sejatinya sama
Memiliki bahkan bisa dalam bentuk melepaskan
Membiarkannya terbang bahagia
Pun melepaskan bisa selalu berarti memiliki
Memiliki kenangan terbaik
Memiliki cinta terbaik meski dilepaskan
"Mencintai" dan "membenci"
Apalagi yang satu ini, Kawan
Sungguh berasal dari mata air perasaan yang satu
Bening sekali mata air tersebut
Tapi kemudian berbeda alirannya karena egoisme
Padahal sejatinya sama
Banyak orang mencintai yang kemudian jadi membenci
Dan lebih banyak lagi orang2 yang membenci
Namun dia sungguh mencintai
Menyebut namanya dalam senyap
"Rindu" dan "Melupakan"
Juga berasal dari mata air perasaan yang satu
Mengalir deras begitu sejuk muasalnya
Tapi kemudian berbelok masing2 sesuai keinginan
Asalnya sih sama saja
Bukankah banyak kerinduan saat kita hendak melupakan
Dan tidak terbilang keinginan melupakan dalam rindu
Di dunia ini
Jika kita duduk takjim di tepi sungai kehidupan
Kita bisa merasakan hakikat perasaan2
Dan kadangkala, sesuatu yang terlihat bertolak-belakang
Sejatinya berasal dari hal yang sama
Inilah sajak mata air perasaan
Tidak mengapa terpaksa melepaskan demi memiliki
Tergugu cinta dalam kebencian
Pun rindu dalam usaha melupakan
Sepanjang patuhi rambu2 agamanya
Jangan merusak diri sendiri dan orang lain
Kita manusia,
Besok lusa semoga jadi lebih baik
*Darwis tere liye
Menangislah Saat Hujan
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.52Berteriaklah di depan air terjun tinggi,
berdebam suaranya memekakkan telinga
agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak
Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi,
pucuk2nya lebih tinggi dari kepala
agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari
Termenunglah di tengah senyapnya pagi,
yang kicau burung pun hilang entah kemana
agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu
Dan, menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
Perasaan adalah perasaan,
Tidak kita bagikan dia tetap perasaan
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
Tidak berkurang satu helai pun nilainya
Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya
Perasaan adalah perasaan,
Hidup bersamanya bukan kemalangan,
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran
betapa indahnya dunia ini?
Hanya orang2 terbaiklah yang akan menerima kabar baik
Hanya orang2 bersabarlah yang akan menerima hadiah indah
Maka nasehat lama itu benar sekali,
Menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
*Darwis Tere Liye
Senin, 12 Mei 2014
tentang Januari
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.37
surat untuk angin
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.28