Jumat, 18 Juli 2014

wahai hati

wahai hati yg selalu penuh tempaan..
masih baik2 saja bukan engkau??
sungguh.. jgn jadikan kamu merugi..
hati tulusmu itu berikanlah kepada orang yg mampu memperjuangkanmu..
bukan seseorang yg kamu perjuangkan lama kemudian dia mengabaikanmu..

wahai hati yg mudah rapuh..
kuatkan dan tegarkan..
tegakkan kekuatan yg sebenarnya jauh lebih besar dari apa yg melemahkanmu sekarang..
bukankah kamu telah berjanji untuk tidak meneteskan air mata kembali??
bukankah kamu telah berjanji aakan selalu menjadi baik2 saja?

wahai hati yg terabaikan..
lihat, diluar sana banyak orang yg menginginkan kamu tegak berdiri..
banyak orang yg mebyayangimu dan bersesia selalu ada apapun keadaanmu..
lihatlah nereka, keluarga dan sahabatmu, tidak ingin mereka melihatmu terlalu lama bersedih..

wahai hati yg mencintai karena Allah
bukankah Allah yg menumbuhkannya di hatimu!
maka percayalah bahwa Dia akan menghapus semua ini, lebih mudah dari apa yg kamu bayangkan,
karena segalanya memang rerlalu sulit jika tidak melibatkan Allah dalam hidupmu..
Dia yg akan menguatkanmu, memudahkan segala proses penerimaan..

bukankah hal terbesar yg bisa cinta berikan adalah melepaskan dg ikhlas orang yg kamu cintai untuk kebahagiaannya? dan itu sebagai bukti pencapaian terakhir cinta yg kamu miliki

so dear, teruslah memperbaiki diri. Jaga hatimu untuk seseorang yg benar2 Dia siapkan..
belajarlah menjadi muslimah yg baik, wanita sholehah yg selalu mampu menjaga hati dan kehormatannya..
perbaiki akhlak yg akan memancarkan kecantikan wanita yg sebenarnya..
kelak hatimu akan jatuh kepada seorang laki2 yg mampu mmbawamu menjemput kebahagiaan dunia dan akhirat..
ingat, jika kamu menginginkan seseorang seperti Ali bin Abi Tholib, jadilah seperti fatimah,,
karena wanita yg baik untuk laki2 yg baik, dan laki2 yg baik untuk wanita yg baik..emberikan komitmen, laki2 baik dan sholeh seperti yg kamu harapkan, me

Selasa, 15 Juli 2014

muhasabah

20 taun melangkahkan kaki menapaki takdirNya..

Apa yg sudah bisa saya berikan untuk Dia dan orang2 yg selama ini membantu saya berdiri, melangkah, dan menarik disaat saya tidak mampu berjalan sendiri..
Sudahkah menjadi hamba yg taat? muslimah yg baik? anak yg sholehah? sahabat yg bisa diandalkan?
Ah malu rasanya masih jauh dr itu semua..
Banyak sekali alpa yg justru diperbuat, banyak sekali syukur yg terlewat, banyak sekali waktu yg minim kebermanfaatan..

bismillah.. dikuatkan dalam niat dan perjalanan prosesnya,,
diikhlaskan dan diluruskan dalam niat,,
dijaga keistiqomahannya,,


dan.. terima kasih untuk yg secara tidak langsung menjadi motivator terbesar :)

Jumat, 11 Juli 2014

kehilangan

siapa yg tidak pernah kehilangan seseorang dalam hidul kita?
entah itu ditinggal selama2nya karena memang kesempatan hidupnya telah habis di dunia, atau dia hanya benar2 berlalu dari hidup kita, menyisakan banyak memori yg bahkan masih jelas visualisasinya saat kita memutarkannya kembali..

pasti semua orang pernah merasakan ini..
sekali, dua kali, atau bahkan berkali-kali..

hidup memang selalu diawali dengan sebuah pertemuan, dan diujung sana selalu ada perpisahan yg menanti, entah bagaimana mekanisme yg bekerja dalam sistem ini..

lalu pada akhirnya kenangan dan segala bayang2nya lah yg tertinggal, tersimpan rapi di memori otak dan sudut2 hati..

bahkan tak jarang, waktu tidak bisa membuat kita lupa dengan setiap detail cerita, dan reka ulangnya tampak begitu menyesakkan..

sedih? tentu saja.. sebagai manusia yg dibekal akal dan perasaan, hati tidak bisa menolak untuk mengabaikan, otak menolak untuk melupakan..

lalu bagaimana? sudut pandang dan carabersikap kitalah yg bisa memanage kesesihan dan rasa kehilangan itu..

seseorang pergi dari hidup kita karena memang waktunya telah habis bersama kita..

muhasabah

dalam hidup, banyak sekali perbedaan antara pengharapan kita dengan apa yg sudah menjadi kehendakNya..


kita sok tau dengan ketetepan mana yg terbaik, sedangkan jelas2 Allah Maha Tau segala sesuatu yg terbaik..

kita terkadang luput, lupa menyertakan Allah dalam setiap pijakan dan langkah kita, secara tidak sadar terlalu sombong merasa bisa tanpa campur tangab Allah..

ah.. saya juga. Saya malu, terlalu banyak hal yg Allah beri bahkan tanpa saya minta, dan justru bukan

nya bersyukur, saya mempertanyakan hal2 lain yg Allah tidak kabulkdan saya an dalam doa dan pinya saya..

saya malu, ketika selama ini terlalu banyak kesalahan, sementara Allah tidak pernah ada alpa untuk memberikan segala karuniaNya dalam hidul saya..

dan saya malu, terlalu sering, sadar atau tidak sadar lebih mementinglan urusan duniaw yg hanya secuil dari perjalanan hidup yg saya jalani..

saya ingin kembali, menjalani perjalanan hidup saya dengan penuh kasihNya..
saya ingin menjadi muslimah taat sesuai apa yg Dia inginkan..
saya ingin lebih bisa bersyukur dengan segala hal yg saya punya sekarang..

dan saya ingin selalu menyadari, segala kesulitan ini adalah salah satu bentuk penjagaan Allah sebelum Dia mendatanhkan waktu yg tepat..

Kamis, 10 Juli 2014

pagi

pagi kembali menyapa..
dengan dingin yg menyelimuti embun..
dengan celoteh burung menikam senyap..
dengan tenang yg menikam keriuhan..
aku selalu suka pagi..
rindu kebiasaan dirumah dahulu..
menyambut mentari, menyibak tirai jendela di kamar mungilku..
menatap kabut yg tak jarang menjadi penghias..
menatap embub yg bergelayut di ujung2 rumput dan daun..
aku merindukan pagi..
disaat ia tak usah mendengar keluh..
aku merindukan pagi..
disaat ia penuh dengan harapan dan semangat baru..
aku merindukan pagi..
disaat tak perlu ada bayang..
aku merindukan pagi..
disaat aku siap merentang hari dengan pijakan kokoh..
pagi sudah banyak berbeda..
atau aku yg menyebabkannya berbeda?
kini pagi harus berbagi cerita dengan malam..
tentang segala bayang yg terlukis di setiap sudut pikiran dan tak jarang tervisualisasi di sudut2 kamar, di dinding,di langit2..
pagi harus mendengar keluh yg seharusnya dulu hanya aku bagi dengan malam..
dan pagi.. tidak pernah bisa mengusir apa yg kini sering berjalan2 dikepalaku tanpa pernah bisa terusir sedikitpun..

Senin, 07 Juli 2014

Sayap sayap patah

Kahlil Gibran
 Sayap-Sayap Patah

Wahai Langit
Tanyakan pada-Nya
Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini..
Begitu rapuh dan mudah terluka..
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta
Begitu kuat dan kokoh
Saat berselimut cinta dan asa..
Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu
Didalam hati ini..
Mengisi kekosongan di dalamnya
Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih
Menimbulkan segudang tanya
Menghimpun berjuta asa
Memberikan semangat..
juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira
Mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam relung jiwa
Menghimpit bayangan
Menyesakkan dada..
Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa…
Wahai ilalang…
Pernah kan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini
Mengapa kau hanya diam
Katakan padaku
Sebuah kata yang bisa meredam gejolak hati ini..
Sesuatu yang dibutuhkan raga ini..
Sebagai pengobat tuk rasa sakit yang tak terkendali
Desiran angin membuat berisik dirimu
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku
Aku tak tahu apa maksudmu
Hanya menduga..
Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana
Menunggumu dengan setia..
Menghargai apa arti cinta…
Hati yang terjatuh dan terluka
Merobek malam menoreh seribu duka
Kukepakkan sayap-sayap patahku
Mengikuti hembusan angin yang berlalu
Menancapkan rindu….
Disudut hati yang beku…
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin
Berserakan ….
Sebelum hilang di terpa angin…
Sambil terduduk lemah….
Ku coba kembali mengais sisa hati
Bercampur baur dengan debu
Ingin ku rengkuh…
Ku gapai kepingan di sudut hati…
Hanya bayangan yang ku dapat….
Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya
Tak sanggup ku kepakkan kembali sayap ini
Ia telah patah..
Tertusuk duri-duri yang tajam….
Hanya bisa meratap….
Meringis..
Mencoba menggapai sebuah pegangan..

Disaat harus kehilangan impianmu :')

Hari ke-4 dalam proses "penerimaan kenyataan".

Setiap orang pasti punya impian, punya keinginan yang besar, dan tidak mungkin hanya satu, bahkan beberapa..

Tercatat dengan rapi sepanjang perjalanan hidupnya, betul?

Memimpikan banyak hal, meraih mimpinya, bahkan terpaksa harus terjatuh tanpa pernah bisa tergapai..

Lalu bagaimana rasanya jika tidak bisa mendapatkannya?

Setelah sekian lama lebih banyak diberi kenikmatan terwujud mimpi-mimpinya, sekarang diuji untuk sebuah kegagalan..

Rasanya sama seperti dulu, ada di posisi 2 olimpiade, gagal seleksi paskibra, gagal SNMPTN undangan.. dan lihat nyatanya sampai sekarang kamu baik-baik saja bukan may?

Ah.. merasa begitu mengecewakan disaat tidak bisa berjuang secara maksimal, jika gagal disaat tidak mencoba melakukan yang terbaik sesuai apa yang kamu bisa, dan akhir dari itu, sebuah kekecewaan besar..

Dan mungkin memang mereka, yang namanya terpampang di papan sana, orang-orang yang jauh lebih baik, yang lebih mampu menjaga amanah, yang lebih baik dalam niat, dan lebih baik dalam usaha dan doanya..

Amanah tidak akan jatuh pada tangan yg salah, dan tentu saja Allah menyiapkan yg lebih baik, entah apa itu :')

Semoga langsung dari tahap denial jadi accepting yaa.. :')

Selamat tinggal impian, ASDOS FARMAKOLOGI 2012 :')

Jumat, 13 Juni 2014

:))

Bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama,

yang datang pertama atau yang paling perhatian,

tapi tentang siapa yang datang dan tidak pergi,

tentang siapa yang mau bertahan dan mampu membuat nyaman

dan semua itu seharusnya begitu sederhana..

Kamar kos tercinta


Tempat saksi segala keluh kesah
Saksi 2 tahun pejuangan mengejar impian
My lovely room _ Wisma Rahayu 1 No. 15 bawah :D

Sabtu, 07 Juni 2014

Pergi




Aromamu entah kenapa malam ini tiba-tiba muncul dalam indra penciumanku. Menyeka setitik air mata yang begitu agung dicipta oleh-Nya. Mengusap lembut kata yang sekali dua kali mungkin saja pernah kuucap.


Kamu siapa? Begitu selalu tanyaku setiap kali kamu muncul dalam benakku. Mungkin saja euforia di antara kita pernah terjadi. Sesekali akupun sadar kau muncul sekelebat dalam cerita malamku, menjadi tokoh di ujung guratan penaku, dan entah... mungkin aku memang pernah menyimpan rasaku terhadapmu.


Kamu, dan apa kabar kamu disana? Kamu sudah lama beranjak, tanpa pernah bisa memandang bagaimana kamu sekarang disana. Jarak yang sedari awal tercipta, bisa memudahkan bahkan melemahkan 


Dulu memang ada aku dan kamu, goresan cerita "kita". Mungkin berawal dari pertemuan yang sebentar, dan goresan ceritanya pun begitu singkat. Dan waktu yang begitu saja mengiringi waktu kita yang sebentar. Dan laut yang menyampaikan pesanku kepadamu. Kamu pergi saat ini. Selamat jalan, aku pasti sangat merindukanmu. Seperti rinduku pada Banjarmasin dan Jogjakarta,serta waktu dimana aku pernah bertemu dan mengenalmu. 

Selamat malam NF 

Rabu, 21 Mei 2014

Nasihat diri * menuju jas putih

Kadang terlalu lelah untuk melangkah, kadang sering penat dengan apa yg dijalani sekarang
Proses memang selalu penuh liku, penuh tantangan, dan penuh perjuangan
Apa mimpiku dulu? ini, entah sejak kapan mimpi ini benar2 tertanam
Ah.. benar kata mereka semua..
Masuk kesini sungguh sulit, tapi akan lebih sulit keluarnya
Hari-hari melelahkan, pikiran banyak tersita, waktu yang banyak terbagi
Penat? pasti.. Menyerah? tidak..
Setengah jalan telah terlalui, masih panjang di depan sana dengan rintangan yg semakin banyak melanda
Kadang ingin mengeluh, tapi untuk apa? toh ini memang prosesnya, bukan hanya saya, tapi mereka semua
Mungkin ada yang jauh lebih sulit dari ini, diluar sana
Bukankah setiap orang memang punya stressor masing2?
Dan ini yang sudah saya pilih
Coba lihat, banyak diluar sana yang kurang beruntung dan harus mengubur impian mereka
Sedangkan saya, kita, punya kesempatan yang lebih baik, dengan orang tua yang berjuang lebih berat dari apa yang kita lalui sekarang disini
Bersyukurlah, jalani prosesnya, lelah kita suatu saat akan terbayar
Dengan senyum pasien kita kelak

Selasa, 20 Mei 2014

..

"Pada dasarnya manusia itu egois, dia selalu meminta Tuhan memberikan sesuatu padanya tapi ia tidak siap untuk merelakan Tuhan mengambil apa yang telah dia miliki"

"Manusia berubah-ubah, relatif, datang dengan keadaan dan kepentingan berbeda, kemudian pergi dalam keadaan dan kepentingan yang berbeda pula"

Sabtu, 17 Mei 2014

Kita, Prasangka, Mereka

Kita hidup di tengah-tengah khalayak yang selalu berbaik sangka..
 
Alangkah berbahanya
terlalu percaya pada baik sangka mereka
membuat kita tak lagi jujur pada diri
atau menginsyafi, bahwa kita tak seindah prasangka itu

tapi keinsyafan membuat kadang terpikir
bersediakah mereka tetap jadi saudara
saat tahu siapa kita sebenarnya
kadang terasa, bersediakah dia tetap menjadi sahabat
saat tahu hati tak tulus, penuh noda dan karat
dan
bersediakah dia tetap mendampingi kita dalam dekapan ukhuwah
ketika tahu bahwa iman kita berlubang-lubang

inilah bedanya kita dengan Sang Nabi
dia dipercaya, karena dia dikenal sebagai Al-Amin, orang yang terpercaya
sementara kita dipercaya, justru karena mereka tidak mengenal kita

yang ada hanya baik sangka

maka mari kita hargai dan jaga semua baik sangka itu
dengan berbuat sebaik-baiknya
atau sekurangnya dengan doa yang diajarkan Abu Bakar
lelaki yang penuh baik sangka terhadap diri dan sesamanya

"ya Allah, jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka
dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu.."

atau doa seorang tabi'in yang mulia :
"ya Allah jadikan aku dalam pandanganku sendiri sebagai seburuk-buruk makhluk
dalam pandangan manusia sebagai yang tegah-tengah
dan dalam pandanganMu sebagai yang paling mulia"

Salim A.Fillah "Dalam Dekapan Ukhuwah"

Tanah Gersang

 

Dalam hubungan-hubungan yang kita jalin di kehidupan, setiap orang adalah guru bagi kita.

Ya, setiap orang. Siapapun mereka. Yang baik, juga yang jahat. Betatapun yang mereka berikan pada kita selama ini hanyalah luka, rasa sakit, kepedihan, dan aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita. Bukan karena mereka orang-orang yang bujaksana. Melainkan karena kitalahyang sedang belajar untuk bijaksana.

Mereka mungkin tanah gersang. Dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana. Kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan yang menghias malamnya.

Tetapi marangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang. Lebih gersang dari sawah yang kerontang. Lebih cengkar dari lahan kering di kemarau yang panjang. Lebih tandus dari padang rumput yang terbakar hangus. Maka bagi kita sang tanah gersang, selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana.

Seperti matahari yang tak hendak dekat-dekat dengan bumi karena khawatir nyalanya bisa memusnahkan kehidupan. Seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan subur, sejuk menghijau berwujud hutan.

Dan seperti batu cadas yang memberi kesempatan lumut untuk tumbuh di permukaannya. Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya. Demi terciptanya butir-butir tanah. Demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah.

Salim A. Fillah "Dalam Dekapan Ukhuwah"

Rabu, 14 Mei 2014

Sepotong hati yang baru



 

Ketika ada yang berkata disaat kamu mencintai seseorang dan kemudian dia pergi, maka sepotong hatimu ikut terbawa bersamanya.. Memang benar..  Seperti itulah rasanya dulu disaat kamu pergi..

Sehari setelah kamu memutuskan untuk pergi, bahkan aku masih ingin kamu tetap disini, melanjutkan sepenggal cerita dimana kita menjadi tokoh utama disana.

Kamu mungkin tidak perlu minta maaf, karena seharusnya aku selalu bisa memaafkan jika memang perkara cinta itu selalu memaafkan..

 Meskipun seharusnya kau tau, sehari setelah kamu memutuskan pergi, aku lelah membujuk hatiku agar tegar. Tetapi percuma, menyakitkan..
Mungkin benar, reaksi itu tercetus setelah adanya aksi. Dan aku sebuah aksi dan alasan dari reaksimu.

Entahlah aku benar-benar tidak pernah mengerti, atau selama ini aku yang menolak mengerti..
Yang jelas, sehari setelah kamu pergi, dan sampai sekarang, 4 bulan berlalu dan aku akan terus berusaha berdamai, semenyakitkan apapun sebelumnya..
Hati yang sudah kamu bawa pergi, sudah rusak dan tidak akan pernah lagi aku akan memperbaikinya kecuali benar-benar menciptakan hati yang baru..
Ya, sepotong hati yang benar-benar baru..
Dan cinta, bukan hanya perkara mau memaafkan, bukan hanya perkara menerima apa adanya. Tapi perkara rasionalitas..
Rasional, karena kita seharusnya selalu mampu mengendalikan hati dan perasaan, bukan sebaliknya..
Dan kamu, mungkin ini cara Tuhan menunjukkan bahwa kamu hanya sepenggal kisah masa lalu, hati yang lama yang seharusnya sudah aku tinggalkan dengan semua goresannya..
Jangan pernah khawatir, sampai detik ini aku masih bisa berdiri tanpa kamu dengan baik, dan akan selalu baik-baik saja.. dan sudah tidak perlu lagi ada airmata untuk meningat kenangan kita, kepergianmu, dan kisah ceritamu sekarang..

#NF

“Untuk sepotong hatiku yang baru, aku tidak akan membiarkan hilang. Untuk perasaan yang lemah, aku tidak akan membiarkan patah, sakit dan sedih. Untuk logika yang merasa logis, hentikan egomu. Untuk hati yang tidak bisa berdamai, berdamailah dan mulailah hal baru yang lebih baik. Bukankah segala sesuatu pasti akan indah pada waktunya?  :) ”

Sajak Bukankah, Atau Bukankah?

Bukankah,
Banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
Yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa pertanyaannya
“jadi, jawaban apa yang harus diberikan?”

Bukankah,
Banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
Yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
“aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?”

Bukankah,
Banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
Yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
“kau menungguku? Sejak kapan?”

Bukankah,
Banyak yang menambatkan harapan
Yang sayangnya seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
“akan kau tambatkan di mana?”

Bukankah,
Banyak yang menatap dari kejauhan
Yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain

Bukankah,
Banyak menulis puisi, sajak2, surat2, tulisan2
Yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
Pun bagaimana akan membacanya

Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia


*Darwis Tere Liye

Air mata perasaan

"Memiliki" dan "melepaskan"
Berasal dari mata air perasaan yang satu
Hanya berbeda tujuan alirannya
Tapi sejatinya sama
Memiliki bahkan bisa dalam bentuk melepaskan
Membiarkannya terbang bahagia
Pun melepaskan bisa selalu berarti memiliki
Memiliki kenangan terbaik
Memiliki cinta terbaik meski dilepaskan

"Mencintai" dan "membenci"
Apalagi yang satu ini, Kawan
Sungguh berasal dari mata air perasaan yang satu
Bening sekali mata air tersebut
Tapi kemudian berbeda alirannya karena egoisme
Padahal sejatinya sama
Banyak orang mencintai yang kemudian jadi membenci
Dan lebih banyak lagi orang2 yang membenci
Namun dia sungguh mencintai
Menyebut namanya dalam senyap

"Rindu" dan "Melupakan"
Juga berasal dari mata air perasaan yang satu
Mengalir deras begitu sejuk muasalnya
Tapi kemudian berbelok masing2 sesuai keinginan
Asalnya sih sama saja
Bukankah banyak kerinduan saat kita hendak melupakan
Dan tidak terbilang keinginan melupakan dalam rindu

Di dunia ini
Jika kita duduk takjim di tepi sungai kehidupan
Kita bisa merasakan hakikat perasaan2
Dan kadangkala, sesuatu yang terlihat bertolak-belakang
Sejatinya berasal dari hal yang sama

Inilah sajak mata air perasaan
Tidak mengapa terpaksa melepaskan demi memiliki
Tergugu cinta dalam kebencian
Pun rindu dalam usaha melupakan
Sepanjang patuhi rambu2 agamanya
Jangan merusak diri sendiri dan orang lain
Kita manusia,
Besok lusa semoga jadi lebih baik


*Darwis tere liye

Menangislah Saat Hujan

Berteriaklah di depan air terjun tinggi,
berdebam suaranya memekakkan telinga
agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak

Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi,
pucuk2nya lebih tinggi dari kepala
agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari

Termenunglah di tengah senyapnya pagi,
yang kicau burung pun hilang entah kemana
agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu

Dan, menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan

Perasaan adalah perasaan,
Tidak kita bagikan dia tetap perasaan
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
Tidak berkurang satu helai pun nilainya
Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya

Perasaan adalah perasaan,
Hidup bersamanya bukan kemalangan,
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran
betapa indahnya dunia ini?
Hanya orang2 terbaiklah yang akan menerima kabar baik
Hanya orang2 bersabarlah yang akan menerima hadiah indah

Maka nasehat lama itu benar sekali,
Menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan


*Darwis Tere Liye

Senin, 12 Mei 2014

tentang Januari



Kamu kembali datang mengusik pikirku..
Disaat aku sudah mampu baik-baik saja setelah sepotong hati yang kamu bawa pergi..
Seharusnya belati yang kamu toreh sudah mampu membuatku membenci, membuatku melupakan..’
Tapi nyatanya luka yang berusaha keras aku obati masih ada saja bekasnya disana..
Mampukah aku membenci? Sungguh pada awalnya demikian, tapi kembali tanya itu menyeruak..
Benarkah aku membencimu? Kamu yang sudah mampu membuat bunga yang layu kembali tumbuh, dengan rasa yang kau janjikan, dengan kenangan yang engkau ciptakan.. dan kau tinggalkan kembali setelah kamu menemukan bungamu yang dulu mekar..
Dan aku terjebak, dalam kotak kenangan yang seharusnya mampu aku pecahkan..
Masihkah ada rasa yang kau tinggal pergi ini tertanam dihatiku? Entahlah.. Seharusnya tidak. Dan aku meyakini bahwa tidak..
Dan seharusnya aku mampu berdamai dengan kamu, masa lalu, dan kenangan kita, bukan justru sebaliknya..
Bahagiakah kamu disana? Tentu saja jawabannya iya bukan? Dia yang lebih baik telah menggantikanku.. Dan aku pun masih menanti yang lebih baik akan menggantikanmu, pada waktunya nanti disaat kamu, luka, dan kenangan kita sudah benar-benar bisa berdamai dengan hatiku..
Kita pernah berjalan dalam jalan yang sama, tujuan yang sama, mimpi dan harapan yang sama..
Kita pernah berada dalam rasa yang sama, hati yang sama, dan cerita yang sama..
“pernah” dan bukan “akan”, karena aku benar-benar yakin jalan kita memang berbeda..
Mawar berduri tidak akan pernah bisa tumbuh di tegarnya karang bukan? Dan memang seperti itulah kita, kamu yang menyadarinya terlebih dahulu sehingga memutuskan pergi..
Dengan tiba-tiba, disaat aku sudah mampu menumbuhkan rasa yang sama denganmu dihatiku..
Takdir kita tak pernah sama, takdir kita bukan untuk dipersatukan, meski memang takdir pernah memberi sedikit waktu bersama, tapi mungkin tak lebih untuk menunjukkan bahwa kamu memang benar-benar bukan untukku, dan aku bukan untuk kamu..
Dan rasa itu perlahan menguap setelah 4 bulan berlalu, tapi kenapa harus kembali muncul dalam benak??
Dan sampai saat ini, potretmu, potret kita, pesanmu dan “si biru” pemberianmu masih aku simpan..
Haruskah itu semua aku buang bersama dengan kenangan kita?
Dan kotamu, sungguh aku sekarang menghindarinya, kota yang selalu aku rindukan dan kota impianku sejak aku kecil dulu..
Disana kebahagiaan terakhir yang kita torehkan saat itu, Januari, disaat hati kita masih pada sisi yang sama..
Dan Januari.. semuanya harus kita selesaikan..
Ah entahlah.. Semoga suatu saat kita dipertemukan dalam keadaan masing-masing yang sudah membaik, dalam keadaan saling memaafkan, dan sudah berdamai dengan masa lalu..
Maaf jika memang pada awalnya aku yang membuatmu berubah..
#NF

surat untuk angin



Angin.. dulu aku sebut kamu demikian, karena memang arti namamu demikian..
Kamu .. yang mungkin dapat aku sebut sebagai cinta pertama..
Saat seragam putih abu-abu masih melekat..
Apa yang  kamu sebut dengan cinta? Deskripsiku adalah disaat kamu menyayanginya tanpa sebuah alasan, tanpa meminta kembali apa yang kamu beri, begitu sederhana dan tak ada jawab jika kamu tanya kenapa bisa dia?
Entah.. semuanya tiba-tiba.. disaat jantung terasa berdebar saat bertemu denganmu dan selalu menundukan pandang.. sungguh tak pernah berani untuk sekedar menyapa..
Tapi memang sulit berdamai dan sulit hilang, sejak awal aku memakai seragam putih abu-abu hingga masa putih abu-abuku selesai bahkan awal aku harus menapaki jalanku berikutnya..
Disaat kelulusanmu, aku mampu sedikit berdamai dengan hatiku sendiri..
Dan sebuah kejutan, kamu datang, menyapa, dan sungguh berbeda, dengan seragam impianmu..
Dan kembali hati yang semula mampu berdamai tidak mampu lagi untuk memaksakan..
Apalagi disaat kamu kembali datang, dengan sebuah harapan dan kesempatan..
Apa yang membuatku mampu sangat bersemangat untuk mengejar impianku selain orang tuaku?
Kamulah jawabannya, kata-katamu “6 bulan lagi kita ketemu kamu udah masuk kedokteran ya”..
Sungguh, kalimat itu istimewa meskipun sangat sederhana, aku ingin membuatmu bangga
Sungguh, mungkin terasa terlalu konyol  disaat aku mencintaimu dalam diamku, bertahun-tahun tanpa bisa benar-benar tergantikan..
6 bulan berikutnya, disaat aku bisa mengejar impianku, kamu kembali pulang, dan aku ingin berbagi bahagiaku..
Tapi ternyata sudah ada dia, yang mungkin sampai sekarang ada dalam kehidupanmu..
Aku berusaha untuk berdamai dengan hatiku, menghilangkan kamu, dan begitu sulit..
Aku masih senang disaat kamu meneleponku saat pesiarmu, aku masih senang saat membaca pean-pesanmu, aku masih belum bisa untuk benar-benar menghindarimu..
Hingga saatnya dia datang, dia yang mencoba menghilangkanmu dari hatiku, dia yang semula kembali menumbuhkan harap dan menjanjikan jalan yang indah, dia yang mampu menguapkan 3,5 tahunku untukmu..
Tapi pada akhirnya juga tidak ada dia, seperti tidak ada kamu, meninggalkan bekas dihati (kembali)
Tapi setidaknya terima kasih, lihat.. aku bisa mengejar mimpiku sekarang. Sungguh terima kasih J..
Sungguh suatu saat aku ingin Allah mempertemukan kita, setidaknya sekedar untukku mengucapkan terima kasih kepadamu..
Aku selalu dan selalu bangga padamu, tetaplah rendah hati dengan seragam yang kini melekat padamu, jadilah prajurit dan putra kebanggan bangsa dan selalu jagalah dia disisimu J
#SBS


By :
Free Blog Templates