Aku inginkan dia yang bisa bicara benar padaku dan bukan hanya membenarkan kata-kataku...
Aku inginkan dia yang bisa kembali menegakkan bahuku dan mampu membuatku
menatap kembali kedepan, bukan seseorang yang hanya memberiku sandaran
yang membuatku menyesali dan tenggelam dalam kegagalanku...
Aku inginkan dia yang mampu menjadi imam dalam hidupku dan mampu membawaku mendekat pada apa yang aku yakini...
Aku inginkan dia yang tidak meng'handal'kan kata manis untuk membuatku
luluh, namun membuatku merasa teristimewa hanya dengan kemampuannya
dalam memahamiku...
Aku inginkan dia yang mengajariku untuk terlalu sibuk berusaha hingga
aku lupa meluangkan waktuku untuk terus mengeluhkan sesuatu yang belum
kucapai...
Aku inginkan dia yang mampu mengingatkanku saat aku lengah dan terlena dalam keberhasilan/kejayaan yang kucapai...
Aku inginkan dia yang bisa menerimaku apa adanya, memberiku tempat
disisinya sebagai teman berbagi dan menghargaiku sebagai seorang wanita
yang dia cintai...
Aku inginkan dia yang membuatku bangga, bukan karena betapa rupawannya dia, tapi karena kebaikan hatinya...
Aku inginkan dia yang bisa mengajakku sejenak menunduk saat aku terus
menatap keatas dan lupa bersyukur untuk apa yang kumiliki saat ini...
Sengaja kusimpan rapi rindu ini dalam kalbu. Hanya kutorehkan dalam
bait-bait tinta yang belum bisa kuhaturkan padamu. Hingga saatnya nanti,
ketika sebuah ikatan suci mengikat jiwa dan raga kita.
Maaf
jika aku membiarkanmu pergi berlalu. Aku tak ingin mengajakmu pergi
sementara punggungmu masih lemah dalam menopang. Kubiarkan engkau terus
mengokohkan aqidah, menegakkan sunnah, dan melatih diri untuk istiqamah
dalam berakhlaqul karimah. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi
mujahid yang tangguh, hingga saatnya nanti kita dapat pergi bersama dan
melipatgandakan kekuatan dakwah tanpa banyak berseteru.
Maaf
jika aku menundukkan pandanganku. Aku tak tahu keadaan imanku saat ini,
besok ataupun nanti. Aku tak ingin hati ini goyah karena sejatinya
Allah lah tumpuan utama di hatiku. Ujian demi ujian Insya Allah
membuatku menjadi lebih tangguh sehingga saat kelak kita bertemu, kau
bangga telah memiliki aku di hatimu, karena Allah.
Maaf
jika aku masih saja diam dan tak bergeming. Banyak hal yang belum aku
mengerti, mengingat dirimu seluas benua dengan kelamnya hutan misteri
yang tak mudah untuk dijelajahi. Beri aku sedikit waktu untuk
mempelajarinya hingga senantiasa kutabur kasih di hatimu.
Maaf
jika aku tetap saja acuh padamu. Inilah upayaku menjadi sebaik-baik
perhiasan dunia. Saat ini, aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku.
Tak lain doaku agar menjadi anak yang shalihah dan dapat menjadi
tabungan keduanya di akhirat.
Maaf
jika aku membuatmu menanti. Hanya doa yang dapat kutitipkan pada angin.
Agar Allah senantiasa menjagamu, memudahkan urusanmu, serta
menjadikanmu bermanfaat bagi seluruh kaum muslimin, tak hanya bagiku.
Maka biarlah Allah yang mengatur pertemuan kita dan bagaimana kita dipersatukan.
Rabu, 30 April 2014
Wahai Engkau Calon Imamku
Diposting oleh Maya Alvionita di 03.32
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar