Selasa, 29 April 2014

Persepsi



Bukankah memang hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna? Bukankah memang hakikatnya tidak ada superman atau super woman yang bisa berbuat banyak hal? Bukankah memang setiap manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan? Minta maaf dan saling memaafkan, salah itu jangam pernah dijadikan sebuah plak arterosklerosis yang bisa menyumbat pembuluh darah dan menjadikannya iskemik. Jangan jadikan salah itu sebagai jalan berlubang yang bisa menjatuhkan pengendaranya kapan saja. Jangan jadikan salah sebagai awan mendung yang menutupi indahnya mentari. Namun juga jangan jadikan salah itu sebagai suatu rutinitas yang sudah biasa dilakukan. Jika memang kamu menyadari salahmu, interospeksilah, minta maaflah dan jangan pernah ulangi hal yang sama. Bukankah kamu sudah merasakan akibat dari kesalahanmu? Hidup akan indah jika memang manusia mau mengakui kesalahan, berkaca serta mau saling memaafkan kesalahan satu sama lain. Lalu bagaimana jika kamu meminta maaf dan seseorang itu tidak memaafkanmu? Sungguh, tidak ada seorangpun yang tau apa yang ada di hati manusia. Disaat kamu sudah berusaha, namun tidak sesuai kehendakmu, berserah dirilah. Itu semua urusan hati, urusan kapan terbukanya pintu maaf dari orang lain, urusan kembalinya kepercayaannya, dan kita tidak bisa untuk memaksakan lebih. Hanya bisa mendoakan. Tapi sungguh, disaat kamu berada dalam posisi itu, belajarlah memaafkan orang lain, kembali sadari bahwa tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Karena dari agama yang saya anut dan semua agama yang kalian anut, pasti poin memaafkan kesalahan saudaranya menjadi satu hal yang sangat ditekankan bukan?

Setiap orang mempunyai persepsi untuk memaknai sebuah kata. Setiap orang mempunyai sudut pandang terhadap makna yang ada di dalamnya. Kesalahpahaman pasti sering terjadi, menjadikan kata yang seharusnya bermakna baik menjadi hal yang menyakitkan hati. Bukan salah sebuah persepsi, sungguh bukan hanya itu. Jika mau menyelidik lebih jauh, cara kita berkomunikasi memegang peranan penting. Bagaimana bahasa yang kita gunakan, bagaimana cara yang kita pakai untuk mentransfer setiap makna kata yang ada di pikiran kita. Belajarlah untuk memaknai sebuah kata dengan bijak, jangan hanya dari satu sudut pandang saja kamu berpikir, jangan jadikan sebuah kata yang salah merusak sebuah hubungan baik yang sudah terjalin.

Belajarlah dari apa yang menjadi jalan cerita hidupmu. Tidak  selamanya kamu akan berjalan di sebuah jalan yang halus, tanpa sebuah liku dan tanpa sebuah krikil yang senantiasa menghiasinya. Bersabarlah, dan ikhlaslah jika memang bukan sekarang pintu itu tercipta, yakinkan dalam hatimu suatu saat nanti semuanya akan kembali membaik. Disaat setiap dari kalian mau untuk mengkakui kesalahan, saling berinterospeksi diri, dan saling memaafkan. Sungguh, Allah selalu ada..
(nasihat untuk diri sendiri)

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates