Aku inginkan dia yang bisa bicara benar padaku dan bukan hanya membenarkan kata-kataku...
Aku inginkan dia yang bisa kembali menegakkan bahuku dan mampu membuatku
menatap kembali kedepan, bukan seseorang yang hanya memberiku sandaran
yang membuatku menyesali dan tenggelam dalam kegagalanku...
Aku inginkan dia yang mampu menjadi imam dalam hidupku dan mampu membawaku mendekat pada apa yang aku yakini...
Aku inginkan dia yang tidak meng'handal'kan kata manis untuk membuatku
luluh, namun membuatku merasa teristimewa hanya dengan kemampuannya
dalam memahamiku...
Aku inginkan dia yang mengajariku untuk terlalu sibuk berusaha hingga
aku lupa meluangkan waktuku untuk terus mengeluhkan sesuatu yang belum
kucapai...
Aku inginkan dia yang mampu mengingatkanku saat aku lengah dan terlena dalam keberhasilan/kejayaan yang kucapai...
Aku inginkan dia yang bisa menerimaku apa adanya, memberiku tempat
disisinya sebagai teman berbagi dan menghargaiku sebagai seorang wanita
yang dia cintai...
Aku inginkan dia yang membuatku bangga, bukan karena betapa rupawannya dia, tapi karena kebaikan hatinya...
Aku inginkan dia yang bisa mengajakku sejenak menunduk saat aku terus
menatap keatas dan lupa bersyukur untuk apa yang kumiliki saat ini...
Sengaja kusimpan rapi rindu ini dalam kalbu. Hanya kutorehkan dalam
bait-bait tinta yang belum bisa kuhaturkan padamu. Hingga saatnya nanti,
ketika sebuah ikatan suci mengikat jiwa dan raga kita.
Maaf
jika aku membiarkanmu pergi berlalu. Aku tak ingin mengajakmu pergi
sementara punggungmu masih lemah dalam menopang. Kubiarkan engkau terus
mengokohkan aqidah, menegakkan sunnah, dan melatih diri untuk istiqamah
dalam berakhlaqul karimah. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi
mujahid yang tangguh, hingga saatnya nanti kita dapat pergi bersama dan
melipatgandakan kekuatan dakwah tanpa banyak berseteru.
Maaf
jika aku menundukkan pandanganku. Aku tak tahu keadaan imanku saat ini,
besok ataupun nanti. Aku tak ingin hati ini goyah karena sejatinya
Allah lah tumpuan utama di hatiku. Ujian demi ujian Insya Allah
membuatku menjadi lebih tangguh sehingga saat kelak kita bertemu, kau
bangga telah memiliki aku di hatimu, karena Allah.
Maaf
jika aku masih saja diam dan tak bergeming. Banyak hal yang belum aku
mengerti, mengingat dirimu seluas benua dengan kelamnya hutan misteri
yang tak mudah untuk dijelajahi. Beri aku sedikit waktu untuk
mempelajarinya hingga senantiasa kutabur kasih di hatimu.
Maaf
jika aku tetap saja acuh padamu. Inilah upayaku menjadi sebaik-baik
perhiasan dunia. Saat ini, aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku.
Tak lain doaku agar menjadi anak yang shalihah dan dapat menjadi
tabungan keduanya di akhirat.
Maaf
jika aku membuatmu menanti. Hanya doa yang dapat kutitipkan pada angin.
Agar Allah senantiasa menjagamu, memudahkan urusanmu, serta
menjadikanmu bermanfaat bagi seluruh kaum muslimin, tak hanya bagiku.
Maka biarlah Allah yang mengatur pertemuan kita dan bagaimana kita dipersatukan.
Rabu, 30 April 2014
Wahai Engkau Calon Imamku
Diposting oleh Maya Alvionita di 03.32La Tahzan
Diposting oleh Maya Alvionita di 03.31
Berbaik sangkalah dengan aturanNya
Jika perlu untuk engkau menangis, maka menangislah
Tapi sayang, jangan sedih terlalu lama
Ya ALLAH..
Berikanlah kepada hamba seorang pendamping dari sisi-Mu..
Yang juga menjadi sahabat dalam urusan agama,dunia dan akhirat-Mu..
Ya Rabb..Hamba memohon Cinta-Mu..
Cinta Orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang dapat menggapai cinta-Mu..
Jadikanlah cintaku kepada-Mu melebihi cintaku kepada diriku sendiri,keluarga dan Kecintaanku terhadap apa pun jua..
Ya Ilahi Rabbi..
Tetap SABARKAN Hati hamba dalam penantian ini..
Semoga Keindahan yang hamba dambakan menghampiri dimasa Indah-Mu.
Selasa, 29 April 2014
Persepsi
Diposting oleh Maya Alvionita di 01.45
Rabu, 23 April 2014
Wahai muslimah, berbanggalah…
Diposting oleh Maya Alvionita di 08.00(Sebuah puisi oleh Emha Ainun Najib))
Para malaikat Allah tak bertelinga, tapi mereka mendengar suara nyanyian beribu-ribu jilbab.
Para malaikat Allah tak memiliki mata, tapi mereka menyaksikan derap langkah beribu jilbab.
Para malaikat Allah tak punya jantung, tapi sanggup mereka rasakan degub kebangkitan jilbab yang seolah berasal dari dasar bumi.
Para malaikat Allah tak memiliki bahasa dan budaya, tapi dari galaksi mereka seakan-akan terdengar suara: Ini tidak main-main! Ini lebih dari sekedar kebangkitan sepotong kain!
Para malaikat Allah seolah sedang bercakap-cakap di antara mereka
Kebudayaan jilbab itu, bersungguh-sungguhkah mereka?
O, amatilah dengan teliti: ada yang bersungguh-sungguh, ada yang akan bersungguh-sungguh, ada yang tidak bisa tidak bersungguh-sungguh.
Sedemikian pentingkah gerakan jilbab di negeri itu?
O, sama pentingnya dengan kekecutan hati semua kaum yang tersingkir, sama pentingnya dengan keputusasaan kaum gelandangan, sama pentingnya dengan kematian jiwa orang-orang malang yang dijadikan alas kaki sejarah.
Bagaimana mungkin ada kelahiran di bawah injakan kaki Dajjal? Bagaimana mungkin muncul kebangkitan dari rantai belenggu kejahiliyahan?
O, kelahiran sejati justru dari rahim kebobrokan, kebangkitan yang murni justru dari himpitan-himpitan Alamkah yang melahirkan gerakan itu atau manusia?
O, alam dalam diri manusia. Alam tak boleh benar-benar takluk oleh setajam apapun pedang peradaban manusia, alam tak diperkenankan sungguh-sungguh tunduk di bawah kelicikan tuan-tuannya.
Apakah burung-burung Ababil akan menabur dari langit untuk menyerbu para gajah yang durjana?
O, burung-burung Ababil melesat keluar dari kesadaran pikiran, dari dzikir jiwa dan kepalan tangan.
Para malaikat Allah yang jumlahnya tak terhitung, berseliweran melintas-lintas ke berjuta arah di seputar bumi.
Para malaikat Allah yang amat lembut sehingga seperjuta atom tak sanggup menggambarkannya.
Para malaikat Allah yang besarnya tak terkirakan oleh matematika ilmu manusia sehingga seluruh jagat raya ini disangga di telapak tangannya
.Tergetar, tergetar sesaat, oleh raungan sukma dari bumi
Para malaikat Allah seolah bergemeremang bersahut-sahutan di antara mereka
Apa yang istimewa dari kain yang dibungkuskan di kepala?
O, hanya ketololan yang menemukan jilbab sekedar sebagai pakaian badan
Lihatlah perlahan-lahan makin banyak manusia yang memakai jilbab, lihatlah kaum lelaki berjilbab, lihatlah rakyat manusia berjilbab, lihatlah ummat-ummat berjilbab, lihatlah siapapun saja yang memerlukan perlindungan, yang memerlukan genggaman keyakinan, yang memerlukan cahaya pedoman, lihatlah mereka semua berjilbab
Adakah jilbab itu semacam tindakan politik, semacam perwujudan agama, atau pola perubahan kebudayaan?
Para malaikat Allah yang bening bagai cermin segala cermin, seolah memantulkan suara-suara:
JILBAB INI LAGU SIKAP KAMI, TINTA KEPUTUSAN KAMI,
LANGKAH-LANGKAH DINI PERJUANGAN KAMI
JILBAB INI SURAT KEYAKINAN KAMI, JALAN PANJANG
BELAJAR KAMI, PROSES PENCARIAN KAMI
JILBAB INI PERCOBAAN KEBERANIAN DI TENGAH
PENDIDIKAN KETAKUTAN YANG TERTATA DENGAN RAPI
JILBAB INI PERCIKAN CAHAYA DARI TENGAH KEGELAPAN,
ALOTNYA KEJUJURAN DI TENGAH HARI-HARI DUSTA
JILBAB INI EKSPERIMEN KELEMBUTAN UNTUK MELADENI
JAM-JAM BRUTAL DARI KEHIDUPAN
JILBAB INI USAHA PERLINDUNGAN DARI
SERGAPAN-SERGAPAN
Dunia entah macam apa, menyergap kami
Sejarah entah ditangan siapa, menjaring kami
Kekuasaan entah dari napsu apa, menyerimpung kami
Kerakusan dengan ludah berbusa-busa, mengotori wajah kami
Langkah kami terhadang, kaki kami terperosok di pagar-pagar jalan protokol peradaban ini
Buku-buku pelajaran memakan kami
Tontonan dan siaran melahap kami
Iklan dan barang jualan menggiring kami
Panggung dan meja-meja birokrasi mengelabui kami
Mesin pembodoh kami sangka bangku sekolah
Ladang-ladang peternakan kami sangka rumah ibadah
Mulut kami terbungkam, mata kami nangis darah
Hidup adalah mendaki pundak orang-orang lain
Hari depan ialah menyuap, disuap, menyuap, disuap
Kalau matahari terbit kami sarapan janji
Kalau matahari mengufuk, kami dikeloni janji
Kalau pagi bangkit, kami ditidurkan
Ketika hari bertiup, kami dininabobokan
Kaum cerdik pandai suntuk mencari permaafan atas segala kebobrokan
Kaum ulama sibuk merakit ayat-ayat keamanan
Para penyair pahlawan berkembang menjadi pengemis
Tidak ada perlindungan bagi kepala kami yang ditaburi virus-virus
Tak ada perlindungan bagi akal pikiran kami yang dibonsai
Tak ada perlindungan bagi hati nurani kami yang dipanggang diatas tungku api congkak kekuasaan
Tungku api kekuasaan yang halus, lembut dan kejam
Tak ada perlindungan bagi iman kami yang dicabik-cabik dengan pisau-pisau beracun
Tak ada perlindungan bagi kuda-kuda kami yang digoyahkan oleh keputusan sepihak yang dipaksakan
Tak ada perlindungan bagi akidah kami yang ditempeli topeng-topeng, yang dirajam, dimanipulir oleh rumusan-rumusan palsu yang memabukkan
Tak ada perlindungan bagi padamnya matahari hak kehendak kami yang diranjau
Maka inilah jilbab. Inilah Jilbab!
Ini FURQAN, pembeda antara HAQ dan BATHIL
Jarak antara keindahan dengan kebusukan
Batas antara baik dan buruk, benar dan salah
Kami menyarungkan keyakinan dikepala kami
Menyarungkan pilihan, keputusan, keberanian dan ISTIQAMAH, dinurani dan jiwaraga kami
Ini jilbab Ilahi Rabbi, jilbab yang mengajarkan ilmu menapak dalam irama
Ilmu untuk tidak tergesa, ilmu tak melompati waktu dan batas realitas
Ilmu bernapas setarikan demi setarikan, selangkah demi selangkah, hikmah demi hikmah rahasia demi rahasia, kemenangan demi kemenangan
Para malaikat Allah yang lembut melebihi kristal, para malaikat Allah yang suaranya tak bisa didengarkan oleh segala macam telinga, berbisik-bisik di antara mereka
Wahai! Anak-anak tiri peradaban! Anak-anak jadah kemajuan dan perkembangan!
Anak-anak yatim sejarah, sedang menghimpun akal sehat
Menabung hati bening, menerobos ke masa depan yang kasat mata
Lautan Jilbab! Lautan Jilbab! Gelombang perjuangan, luka pengembaraan, tak mungkin bisa dihentikan
Wahai! Sunyi telah memulai bicara!
Repost : sebuah motivasi
Diposting oleh Maya Alvionita di 07.57 Saat kita kanak-kanak, semua hal terasa mungkin
Kita bisa menjadi apa saja yang kita inginkan
Kita kalungkan sarung di punggung kita
Maka jadilah kita superman yang perkasa
Kita ambil sapu dan menaikinya
Maka jadilah kita penyihir yang mampu mengubah apa saja
Kita menaiki pohon yang tinggi
Tanpa rasa takut akan kemungkinan jatuh
Saat itu kita benar-benar dapat mewujudkan semua yang kita iinginkan
Yang diperlukan hanyalah sebuah ide
dan, tiba-tiba, sim-salabim kita berhasil mewujudkannya
Karena kita percaya bahwa kita mampu melakukannya
Saat itu kita menjadi sosok yang kreatif dengan keyakinan yang sangat kuat
Namun, saat kita mulai beranjak besar, semuanya menjadi berubah
Semuanya menjadi sedikit berbeda
Saat kita mendapat nilai kecil waktu ujian di sekolah
Kita pun berpikir,’ saya nanti pasti tidak lulus. Saya nanti pasti tidak bisa diterima di perguruan tinggi favorit.’
Saat kita dewasa dan menemukan calon pendamping hidup yang ideal
Kita tiba-tiba berpikir,’ rasanya sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk menikah.’
Saat kita berkeinginan membuka bisnis,
Kita berpikir,’ bagaimana kalau bisnis ini nanti bangkrut?’.
Saat sudah berbisnis pun keraguan masih saja mendera kita.
Kita terpengaruh oleh omongan mereka yang mengatakan agar jangan mengambil resiko
Lalu saat kita mendapatkan ide hebat yang dapat mengurangi risiko bisnis tersebut,
Yang akan menciptakan banyak pekerjaan bagi mereka yang tidak mampu,
Yang akan menyediakan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang,
Yang akan membuat bangsa ini bangga pada kita,
Yang akan menciptakan dunia menjadi lebih baik,
Tiba-tiba kita berkata,’ saya tidak yakin dapat mewujudkannya.’
Sebenarnya, hingga kini, kita masihlah pribadi yang kreatif,
sama seperti saat masa kanak-kanak dulu
Hanya saja, kini, pikiran kita dipenuhi dengan keragu-raguan.
Sampai akhirnya tahun berganti tahun,
dan tiba-tiba kita mendengar seseorang mempunyai ide yang persis sama dengan yang kita punyai beberapa tahun silam
kita pun tercengang kaget dan kagum dibuatnya.
Orang ini meraih penghargaan bergengsi sebagai Pengusaha Muda Yang Paling Menjanjikan Tahun Ini
Apa yang membuatnya berbeda dengan kita?
Yang membedakannya hanya satu: action-nya!
Dia menjadikan idenya, yang sebenarnya juga ide kita, menjadi kenyataan
Dia meyakini bahwa idenya adalah ide yang hebat dan berusaha keras untuk mewujudkannya.
Action-nya itulah yang berhasil menjadikannya merebut penghargaan bergengsi tersebut.
Lalu, kita pun berpikir: coba saya dulu melaksanakan ide tersebut
Pasti saya sudah sesukses dia…
Untungnya, berita baiknya: ide-ide cemerlang itu pasti akan datang lagi.
Maukah kita mewujudkan ide itu menjadi kenyataan saat dia datang???
Maukah kita ‘take action’ saat ide hebat itu menghampiri kita???
Ingatlah, saat kita kanak-kanak dulu.
Kita demikian yakinnya bahwa apa yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan
Tidaklah ada kata terlambat kawan….
Kita hanya perlu sebuah ide dan berusaha sekuat tenaga mewujudkannya
Kita masih tetap bisa melakukannya jika kita percaya
You still CAN if you believe…
Dan…. kreativitas selalu berawal dari keyakinan
JILBABKU-HIJABKU
Diposting oleh Maya Alvionita di 07.50Aurat adalah kehormatanku
maka hijabku adalah jilbabku,
kehormatanku adalah kemaluanku
maka jilbabku adalah hijabku.
Meskipun hanya sehelai penutup kain,
menjadi model diri yang kubuat sendiri,
jilbab tetaplah hijabku
yang menutup mahkota rambutku
menjadi simbol kehormatan dan keanggunanku,
maka biarlah jilbab bermakna hijab
maka biarlah hijab memaknai jilbab.
Dalam jilbab, kutemukan makna
dalam jilbab, kuhadirkan budi
karena jilbab ini, memaknai diri
karena jilbab ini, memahami arti
kemulyaan diri
keanggunan diri
dalam pandangan di dalam diri
dalam pandangan di luar diri,
prilaku sendiri, keindahan sendiri.
Jilbab adalah keindahanku
keindahan adalah jilbabku,
maka biarkanlah jilbab menjadi keindahan hijab
maka biarkanlah jilbab menjadi keindahan diri,
yang dimaknai hakikat
yang diatur syariat,
maka jilbabku adalah hijabku
maka hijabku adalah jilbabku,
dalam makna
dalam diri,
yang sebenarnya jilbab bagi diri
yang sebenarnya diri bagi jilbab.
Duhai jilbab yang masih terlipat, jadilah perisai dan tabir
untuk diriku, Mengukir simbol kehormatan dan kesucianku, Menjelmalah
laksana rumah berjalan untukku
(repost)
Kehidupan itu berbicara
Diposting oleh Maya Alvionita di 07.33Kehidupan itu berbicara..
Takkan pernah lelah berhenti mengajarkan kita untuk berkaca pada dunia..
Mengajarkan tentang sebuah keyakinan yang akan selalu tumbuh dihati manusia..
Mengajarkan untuk melihat dan mendengar lebih banyak..
Melangkah lebih jauh..
Berbuat lebih dari apa yang sebelumnya dilakukan..
Kehidupan itu berbicara..
Tentang kebesaran dan keagunganNYA..
Menyadarkan betapa kecil dan lemahnya manusia dihadapan TuhanNYA..
Betapa besar cinta kasihNYA..
Mengajarkan tentang dasyatnya kesabaran dan rasa syukur..
Kehidupan itu berbicara..
Tentang masa lalu yang tidak akan kembali..
Tentang masa kini yang hanya sekali..
Dan masa depan yang penuh misteri
Kamis, 17 April 2014
Pupus
Diposting oleh Maya Alvionita di 19.09Harapan dan impian tak berubah
Selalu berguguran dan tumbang sebelum musimnya
Di awal tahun, di awal duka
Ibarat nyanyian pilu, menenggelamkan
Aku bagai semut terjatuh di danau dangkal
Tak mampu menggapai apapun
Tak kuasa merasakan semua
Hanya terdengar nafasku bergemuruh
Dan menangis di ujung hatimu
Aku sadar…
Menggapaimu terlalu lelah bagiku
Bagai kapas di pucuk rindu
Waktu
Diposting oleh Maya Alvionita di 19.08Tak seorang pun tahu kapan "WAKTU" mulai bergerak
Dan entah kapan sang "WAKTU" berhenti berjalan
Yang pasti sampai detik ini "DIA" terus bergerak dan terus bergulir
Entah Anda menghargai "WAKTU" dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
Atau selalu menyia-nyiakan "WAKTU" dengan aktivitas yang tidak bermanfaat
"DIA" tetap diam dan terus berjalan tanpa memihak kepada siapa pun
Tanpa membantu siapa pun
Tetapi "DIA" bernilai untuk siapa pun
"DIA" tidak pernah kalah dan tidak akan usang
"DIA" selalu baru, selalu segar dan tegar
Hanya kitalah sebagai manusia
Lambat atau cepat pasti akan termakan oleh proses sang "WAKTU"
"WAKTU" untuk kehidupan seorang anak manusia
Tidak lama dan sangat terbatas
Maka sepantasnya harus kita isi kehidupan ini
Dengan "PRODUKTIVITAS" yang sangat bermanfaat
Baik bagi diri pribadi dan bagi manusia-manusia lainnya
Kesadaran akan "NILAI WAKTU" harus selalu diingatkan
Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap "SANG PENCIPTA"
Dengan demikian kita akan menghargai nilai keberadaan "SANG WAKTU"
Dan nilai-nilai diri kita sebagai manusia sehingga kita akan
Selalu berusaha untuk dapat menikmati "PROSES WAKTU" itu
Dengan kualitas kehidupan yang makin lama makin indah
Nikmat, bahagia dan sangat berarti
Nikmati "WAKTU"mu yang masih ada...!!!
Hargai "WAKTU"mu yang masih tersisa...!
Best Friend
Diposting oleh Maya Alvionita di 19.05When we first talked to each other. .
I know we would always be friends. .
Our friendship has kept on growing. .
And I will be here for you to the end. .
You listen when I have problem. .
And help dry the tears from my face. .
You take away my sorrow. .
And put happiness in its place. .
We can't forget the fun we had. .
Laughing til our faces turn blue. .
Talking of things only we find funny. .
People thing we're insage if they only knew. .
I guess this is my way of saying thanks. .
For catching me when I fall. .
Thanks again for being the best friend. .
And being with me through it all. .
#repost
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.54Mencintaimu adalah membuat
Duniaku berputar sempurna
Setiap detiknya bermakna
Karena sarat rasa
Malam dan siang
Adalah warna yang penuh cerita
Penuh kasih karena setiap putarannya
Mengalun indah
Mencintaimu adalah persembahan
Apa adanya hatiku
Menetes rasa dengan jujur
Berdesir bagai darah
Dan kamu ada disitu
Di tempat warna merahnya
Tak akan pernah luruh
Mencintaimu adalah segenap ketakutanku
Akan hilangnya poros
Bagi duniaku yang berputar tiap waktu
Akan berhentinya darah
Karena tak ada lagi dirimu
Dan semua tak lagi lengkap
Disaat kau tlah berlalu
#repost
Menuju Jas Putih
Diposting oleh Maya Alvionita di 18.39Saat kamu berusia 4 tahun dan ditanya mau jadi apa kamu kelak? apa yang ada dalam pikiranmu? Dokter? pilot? guru? ya banyak lah ya dengan kepolosan masing-masing anak kecil, mereka punya pilihannya sendiri..
Sama kurang lebihnya. Saat aku ditanya di usiaku yang masih bocah itu, mau jadi apa aku kelak ? dengan polosnya, aku jawab dengan lantang "aku ingin jadi dokter !!"
Cita-cita masa kecil bisa dibilang..
Beranjak SD, saat ditanya ayahku saat itu, kelas 2 saat itu, mau jadi apa kamu kelak? cita-cita masa kecil itu benar-benar masih terbenam di kepalaku,, aku ingin jadi dokter..
Mungkin saat itu aku masih berpikiran suatu saat akan keren jika aku jadi dokter, memakai jas putih, menolong orang sakit, benar-benar pikiran anak kecil yang polos tanpa harus memikirkan bagaimana susahnya jalan yang akan aku tempuh saat ini..
Saat SD aku membenci matematika, sungguh berbeda sekali dengan ayah dan kakak2ku, dan itu menjadi suatu alasan yang cukup menguatkan aku untuk memilih menjadi dokter karena aku menyukai ilmu alam terutama biologi saat itu dan tidak ingin berhubungan dengan matematika..
Sugesti cita-cita masa kecil sungguh benar-benar kuat terbenam di kepalaku..
Beranjak SMP, aku letakkan cita-cita itu bukan dalam pondasi pertama, aku telah menemukan duniaku yang baru saat itu..
Meski memang niat kuat itu masih tertanam di hati, banyak pilihan lain yang ada dalam benakku saat itu..
Fisika dan matematika, sungguh aku lebih menyukai kedua pelajaran itu daripada biologi, sampai aku SMA pun masih demikian..
Nilai biologi pasti selalu lebih kecil dari yang lain, karena aku sangat membenci ilmu-ilmu hapalan saat itu :D (dan entah kenapa akhirnya aku sekarang harus berkutat dengan itu semua :D)
Dengan fisika, aku bertemu teman-teman diluar sana yang sungguh luar biasa.
Dan saat ini, sungguh aku berpikir Allah Maha Baik telah mengijinkan aku menjadi bagian dari mereka. Keberuntungan aku bilang, dan sedikitpun aku tidak menyangka..
Teman-teman di P4TK pembinaan olimpiade fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia..
Disini yang mendasari perubahan arah tujuan kemana aku kelak.
Pengalaman disana luar biasa, disini aku benar-benar belajar mandiri, karena memang aku dididik seperti itu, sendirian, hanya dengan teman seperjuangan aku bolak-balik ke Jakarta untu pembinaan, 13 taun saat itu..
Sedangkan saat ini teman-temanku saja masih banyak yang diantar orang tua kemana-mana, dan aku bersyukur aku terdidik mandiri sebagai seorang bungsu dalam keluarga.
Teman-teman yang luar biasa, guru-guru yang luar biasa, sungguh ini menjadi salah satu cerita yang berkesan setelah melewati tes yang aku sendiri saja pesimis untuk bisa kesana..
Diantara mereka, peraih medali emas OSN matematika, perak, perunggu, dan aku??aku harus terhenti di tengah jalan dan menyesal tidak memanfaatkan semua kesempatan dengan baik..
Sungguh, pertama kalinya aku menangisi kegagalan soal akademik saat itu..
Dan mereka sekarang ada di Universitas2 besar, banyak yang akhirnya menjadi teman sejawat..
Atika, FKUI, Tantika FKUnpad, Musa Teknik Mesin Undip, Arum FTEI ITB, dan yang lain masih banyak lagi..
Sungguh pengalaman yang menyenangkan bisa diperkenalkan dengan orang-orang seperti mereka dengan kemampuanku yang jauh dibawah mereka tapi Allah memberi kesempatan langka ini..
Beranjak SMA, aku menemukan duniaku yang lain..
Matematika dan Fisika masih memikat dan menghias raporku dulu, dan biologi? jangan tanya, tidak pernah aku mendapat nilai lebih dari batas minimal saat itu, pilihannya adalah aku remidi atau nilaiku sedikit diatas KKM?
Selain Matematika dan Fisika, satu lagi yang masuk dalam daftar pelajaran yang aku suka dan menjadi penghibur disaat nilai yang lain jelek adalah Seni rupa..
Sejak kecil aku suka coret-coret, selalu senang saat mendapat tugas yang berhubungan dengan seni meskipun itu sulit dan harus menyita waktu..
Disaat teman-teman di kelas sangat membenci seni rupa terutama pengantar gambar teknik saat itu, sungguh aku sangat menyukainya..
Aku rela menghabiskan waktuku sehari untuk sekedar menggambar dan pusing mengukur-ukur gambar-gambar proyeksi saat itu..
Aku menemukan duniaku disana, pelarian disaat sudah jenuh dengan pelajaran di sekolah, organisasi, bimbingan belajar, terlebih persiapan UN dan SNMPTN saat aku kelas 12 dulu..
Dan saat ditanya guru seni rupaku mau jadi apa aku kelak? dengan yakin aku menjawab, Teknik Arsitek, dan beliau terlihat senang aku menjawab itu, saat itu aku kelas 11.
Dilematis disaat aku harus mengingat kembali cita-citaku kelak, dokter atau arsitek?
Dan orang tuaku tidak mengijinkanku masuk arsitek, berjuang 1 tahun untuk mendapat ijin, dan disaat mereka membiarkan aku memilih apa saja yang aku mau, aku tinggalkan arsitek untuk aku simpan di pilihan setelah aku tidak lolos SNMPTN undangan..
Lalu apa yang aku pilih saat itu??
satu-satunya pilihan dalam formulir pendaftaranku, FK UNS..
Dan hasilnya?? sudah bisa ditebak karena sekarang nyatanya aku tidak disana.. :D
Belum terhenti, ah masih ada SNMPTN tulis saat itu, FK UNS (lagi) dan entah pilihan 2 aku akan pilih apa. Aku memantapkan hati memilih Teknik Arsitek UNDIP.
Tapi nyatanya, di detik-detik akhir pendaftaram, Allah memberikan keyakinan lain, pilihan lain yang sebelumnya tidak pernah masuk daam daftar keinginanku selama ini..
Ya, disanalah aku sekarang, pilihan keduaku di SNMPTN tulis, yang tidak masuk dalam doa-doaku sebelum pendaftaran..
Sungguh tidak menyangka akhirnya Allah menunjukkan jalanNya agar aku disini..
Sedih? jujur iya karena apa yang aku inginkan Allah tidak memberikannya..
Tapi saat aku melihat kembali bahkan teman2 dekatku sendiri tidak bisa masuk kesini, tidak ada alasan untuk sedih..
Dan memang sudah jalanNYA aku disini..
Cita-cita masa kecil yang menjadi kenyataan bisa dibilang :)..
Setelah banyak tujuan lain yang mungkin lebih menarik hati, akhirnya jalan awallah yang memang menjadi landasan kuat niat dan usaha yang dilakukan..
Masih panjang sebenarnya menuju tujuannya, banyak hal yang harus dilewati, banyak tantangan yang harus dihadapi, banyak stressor yang harus diterima..
Sungguh, 4 semester saja sudah merasa berat. Jadi dokter itu susah? iya jawabannya. Jadi dokter butuh sekolah yang lama? iya jawabannya..
Kadang disaat aku jatuh, disaat aku merasa aku berat disini, terutama saat aku harus tersandung 1 blok di satu ujian saja..
Sungguh, itu menyakitkan.. 8 SKS gagal dan aku harus mengulang tanpa tau ada SP di semester depan, atau aku harus mengorbankan semester 9 ku untuk blok itu dan tertunda wisuda dan koass..
Ya intinya disini harus benar-benar berjuang, harus bisa beradaptasi, dan jangan pernah lelah berusaha dan berdoa..
Dan kelak disaat aku sudah bisa melewati ini semua, semoga Allah selalu menjaga niat tulus dari awal kuliah dulu sampai aku meninggal nanti..
Semangat berjuang teman sejawat, ingat jalan yang harus kita tempuh di masa lampau untuk perjuangan mendapatkan ini..
Disaat harus mengorbankan waktu istirahat kita untuk belajar, ingat kebermanfaatan kita di masa depan..
Semoga niat tulus dan usaha yang kita lakukan saat ini menjadi tabungan amal yang akan membantu kita mendapat surgaNYA
"Keyakinanmu akan menentukan tindakanmu, tindakanmu akan menentukan masa depanmu.. "
Tidak akan pernah ada waktu yang sia-sia..
Tidak akan pernah waktu yang digunakan untuk berjuang itu terbuang percuma..
Tidak ada tetesan keringat yang tidak berharga..
Karena Allah akan selalu memperhitungkan..
Setiap usaha yang dilakukan, setiap waktu yang dikorbankan, dan setiap keringat yang menetes, doa-doa yang tidak terputus, dan setiap langkah untuk sebuah "PERJUANGAN"
Rabu, 16 April 2014
Ku titip rindu untuknya ya Rabb
Diposting oleh Maya Alvionita di 13.31Tak kuasa menggenggam sebuah hati untuk
dimiliki...
maka aku memohon pada Mu ya Rabb untuk menjaga nya untuk ku
kelak....
sampai masa KAU izinkan untuk memiliki nya, entah dia atau siapapun yang engkau siapkan
Bila sesuatu yg telah kumiliki KAU minta kembali...
maka keikhlasan dan kelapangan hati atas segala amanah yg KAU titip untuk kurelakan kembali padamu...
Tiada kerinduan dan rasa cinta di hati hamba hadir selain izin dari
MU...
Bila itu samar-samar...
maka hamba memohon untuk mencabut nya dari
hati hamba..
Tiada kepedihan dan tetesan air mata...terucapkan
selain apa yg kau Ridhoi...
cukuplah kesedihan dan tetesan air mata ini
sebagai penguji iman hamba.
Kutitip rindu untuk nya..dalam balutan Do'a...dan cinta suci. ♡
Selasa, 15 April 2014
Rahasia Waktu
Diposting oleh Maya Alvionita di 16.37
Semua ada masanya
Diposting oleh Maya Alvionita di 07.03Bunga yang mekar ada masanya ia akan kembali layu..
Yang tadinya indah, ia akan jatuh, tak lagi ayu..
Daun didahan, tak selamanya ia akan ada di atas pohon sana..
Ada kalanya ia akan gugur, tersapu angin entah dibawa kemana..
Ranting di pohon, tak selamanya ia akan kuat menopang..
Ada kalanya ia akan mudah roboh, tak lagi ia ada disana untuk dipandang..
Siang, tak selamanya ia akan selalu terang..
Ada masanya ia akan mendung, kemudian berganti senja lalu petang..
Segala sesuatu mempunyai masa sendiri..
Segala sesuatu akan selalu berganti..
Segala sesuatu akan tiba masanya disaat harus hilang..
Tapi dibalik semua itu tetap harus ada keyakinan dan kepercayaan..
Bahwa..
Bunga yang layu pasti akan kembali terganti dengan bunga mekar yang ayu..
Daun yang gugur, pasti akan tumbuh kembali lebat membaur..
Ranting yang patah, ia akan terganti dengan tunas-tunas yang baru merekah..
Petang yang gelap, akan kembali disambut dengan pagi yang tak lagi senyap..
Tumbuhkan keyakinan itu, selalu dan selalu di dalam hati..
Karena setiap apa yang kamu yakini, akan mempengaruhi kehidupan, perubahan, dan setiap cerita yang sebenarnya sudah digariskan..